JADILAH SEORANG IBU YANG HEBAT


SETIAP Wanita mempunyai impian yang sama untuk menjadi seorang ibu yang hebat kepada anak-anaknya. Untuk menjadi seorang ibu yang hebat bukanlah sesuatu yang mudah tetapi tidak ada yang mustahil dalam hidup ini.

Baru-baru ini saya menghadiri majlis Anugerah Ibu Mithali di Kuala Lumpur. Kata-kata seorang yang bergelar Ibu Mithali itu menyentuh dan menyeggarkan minda dan perasaan saya sebagai seorang ibu:-

Saya begitu tertarik dengan ketabahanya. Beliau benar-benar menjadi ibu yang hebat melihat dari perwatakannya ternyata beliau mempamerkan sifat yang tegas dan penyayang. Sikap menyayangi makhluk – binatang peliharaan katanya boleh memupuk kasih sayang di dalam diri anak-anak. Tanamkanlah sikap ini sedari kecil...

Untuk melayakan kita bergelar ibu yang hebat katanya “ kita haruslah menjadi seorang ibu yang baik yang mempunyai keyakinan yang tinggi untuk melakukan setiap amanah dan tanggungjawab sebagai seorang ibu agar boleh menjadi contoh kepada anak-anak...”

Hati saya tersentuh mendengar cerita bagaimana beliau membesarkan sebelas orang anaknya tanpa pembantu. Alhamdulillah!...semua anak-anaknya berjaya ke menara gading. Ada yang menjadi doktor perubatan, jurutera, ahli perniagaan dan pegawai kerajaan.

“Seorang ibu yang hebat mestilah rajin dan berani berkorban masa untuk menarik kesukaan anak-anak seperti memasak. Air tangan ibu cukup istimewa dan cara ini mudah bagi kita memenangi hati mereka dengan masakan yang istimewa...” tambahnya.

Rata-rata anak-anak kita meniru setiap perbuatan yang kita lakukan tak kira baik atau pun sebaliknya. Mereka menjadikan kita sebagai idola dari itu amalkan sikap yang baik agar boleh dicontohi dan diterapkan dalam diri mereka. Ini satu cara yang baik - memudahkan kita mendidik mereka jadi anak yang berguna...Insya Allah.

Jangan biarkan anak-anak duduk bersendirian, selalulah duduk dan bercerita bersama anak-anak tentang apa saja topik seperti kisah mereka kecil-kecil dulu ketika mereka mula berjalan atau hari pertama ke sekolah dan sebagainya, pastinya saat-saat itu sangat menarik dan menyeronokan.

Sedaya upaya jangan menabur janji kosong terhadap anak-anak. Jangan sekali-kali hampakan harapan mereka, penuhi segala janji dan kemahuan mereka..asalkan ia akan memberikan manfaat tak ada masalah tapi jika kita tidak mampu memenuhinya terangkan lah secara baik agar mereka boleh memahaminya.

Ibu yang hebat adalah ibu yang penyabar dan penuh kasih sayang –  Apa bila anak-anak menyayangi ibu mereka sudah pasti berusaha untuk mengembirakan hati kedua orang tua di suatu hari nanti. Hari ini kita menyayangi mereka hari esok lusa anak-anak pasti akan lebih menyayangi kita...Insya Allah!

Selalulah membawa anak-anak berjalan-jalan, luangkan waktu sekali-sekala.. sekurang-kurangnya kita boleh mengeratkan hubungan dan menghabiskan masa sambil memantau apa yang mereka lakukan.

Berikanlah pendidikan yang terbaik untuk anak-anak. Kalau boleh anak yang sulung biarlah dia berjaya agar dia menjadi  contoh dan ikutan kepada adik beradik yang lain. Sekiranya kita mampu apa salahnya kita berkorban untuk membiyayai perbelanjaan pendidikan yang terbaik untuk mereka. 

Jadilah ibu yang bermotivasi tinggi dalam mendidik, menolong dan memotivasikan anak-anak. Senantiasalah berminat, bersemangat, tekun dan sabar dalam menghadapi karenah anak-anak. Hala tuju mereka senantiasalah diawasi, gerak langkah mereka hendaklah diperhati.

Sebagai ibu semestinya memberi kebebasan kepada anak-anak memilih bidang atau pun kerjaya yang mereka minati. Jadilah kawan berbincang dengan anak-anak kita dan berilah mereka pendapat yang bernas yang menjuruskan anak-anak kepada pemilihan yang tepat yang bersesuaian dengan jiwa mereka.

Jadilah kawan yang boleh di bawa berbincang bersama anak-anak dan berilah suatu pendapat yang bernas yang menjuruskan anak-anak kepada pemilihan yang tepat tentang bidang yang sesuai untuk mereka pilih.

Ibu dan anak-anak harus bersama-sama membina satu pasukan untuk membina kemantapan institusi keluarga bermula dan keperluan hidup, makan –minum dan pakaian tersedia mengikut kadar kemampuan. Amalkan sikap kasih sayang, hormat menghormati, bantu membantu dan tidak mementingkan diri sendiri.

Jadilah ibu yang berfikiran terbuka untuk membina jalan ke arah masa depan anak-anak. Ajar mereka untuk membuat perancangan dengan disiplin yang ada. Amalkanlah situasi aman dalam membuat sebarangan keputusan tentang  pengagihan tugas dalam keluarga. Suburkan semangat tekun dan sabar dalam menghadapi segala ketermungkinan  yang akan mereka hadapi kelak.

Jangan biasakan anak-anak makan terlalu banyak. Tebiat ini tidak baik untuk perkembangan otak mereka. Berikan khidmat yang terbaik kepada anak-anak kita membesar dengan badan yang cerga dan otak yang cerdas jiwa yang mulia bersemangat waja untuk hidup.

Allah senantiasa melimpahkan rahmat terhadap kita. Ingatlah apa pun yang kita taburkan hari ini akan membuahkan hasil yang baik di suatu hari nanti. Percayalah takdir menentukan telah segala-galanya...”Kun Fayakun...”Apa yang dikehendaki  maka terjadilah – Yaasin – 82 itu janji Allah.

Sekian dulu semoga segala impian kita ingin menjadi ibu yang hebat akan membawa anak-anak kita senantiasa bertakwa kepada Allah, berdaya maju dan bersemangat demi menempuh hidup yang penuh cabaran. Amalkan sikap kasih antara satu dengan yang lain agar dapat memahatkan kekuatan institusi kekeluargaan yang mantap!
Leer completo...

Wanita Yang Teguh Menggenggam Tauhid


Semoga muslimah sekalian bisa mengambil hikmah dan mengikuti jejak keduanya, meninggal dalam keadaan teguh menggenggam “Tauhid.” “
Alkisah di negeri Mesir, Fir’aun terakhir yang terkenal dengan keganasannya bertahta. Setelah kematian sang isteri, Fir’aun kejam itu hidup sendiri tanpa pendamping. Sampai cerita tentang seorang gadis jelita dari keturunan keluarga Imran bernama Siti Asiah sampai ke telinganya. Fir’aun lalu mengutus seorang Menteri bernama Haman untuk meminang Siti Asiah.
Orangtua Asiah bertanya kepada Siti Asiah, “Sudikah anakda menikahi Fir’aun ?”
“Bagaimana saya sudi menikahi Fir’aun. Sedangkan dia terkenal sebagai raja yang ingkar kepada Allah ?”
Haman kembali pada Fir’aun. Alangkah marahnya Fir’aun mendengar kabar penolakan Siti Asiah.
“Haman, berani betul Imran menolak permintaan raja. Seret mereka kemari. Biar aku sendiri yang menghukumnya !”
Fir’aun mengutus tentaranya untuk menangkap orangtua Siti Asiah. Setelah disiksa begitu keji, keduanya lantas dijebloskan ke dalam penjara. Menyusul kemudian, Siti Asiah digiring ke Istana. Fir’aun kemudian membawa Siti Asiah ke penjara tempat kedua orangtuanya dikurung. Kemudian, dihadapan orangtuanya yang nyaris tak berdaya, Fir’aun berkata, “He, Asiah. Jika engkau seorang anak yang baik, tentulah engkau sayang terhadap kedua orangtuamu. Oleh karena itu, engkau boleh memilih satu diantara dua pilihan yang kuajukan. Kalau kau menerima lamaranku, berarti engkau akan hidup senang, dan pasti kubebaskan kedua orangtuamu dari penjara laknat ini. Sebaliknya, jika engkau menolak lamaranku, maka aku akan memerintahkan para algojo agar membakar hidup-hidup kedua orangtuamu itu, tepat dihadapanmu.”
Karena ancaman itu, Siti Asiah terpaksa menerima pinangan Fir’aun. Dengan mengajukan beberapa syarat, yaitu Fir’aun harus membebaskan orangtuanya, Fir’aun harus membuatkan rumah untuk ayah dan ibunya, yang indah lagi lengkap perabotannya dan Fir’aun harus menjamin kesehatan, makan, minum kedua orangtuanya.
Siti Aisyah bersedia menjadi isteri Fir’aun. Hadir dalam acara-acara tertentu, tapi tak bersedia tidur bersama Fir’aun. Sekiranya permintaan-permintaan tersebut tidak disetujui, Siti Asiah rela mati dibunuh bersama ibu dan bapaknya.
Akhirnya Fir’aun menyetujui syarat-syarat yang diajukan Siti Asiah. Fir’aun lalu memerintahkan agar rantai belenggu yang ada di kaki dan tangan orangtua Siti Asiah dibuka. Singkat cerita, Siti Asiah tinggal dalam kemewahan Istana bersama-sama Fir’aun. Namun ia tetap tak mau berbuat ingkar terhadap perintah agama, dengan tetap melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
Pada malam hari Siti Asiah selalu mengerjakan shalat dan memohon pertolongan Allah SWT. Ia senantiasa berdoa agar kehormatannya tidak disentuh oleh orang kafir, meskipun suaminya sendiri, Fir’aun.
Untuk menjaga kehormatan Siti Asiah, Allah SWT telah menciptakan iblis yang menyaru sebagai Siti Asiah. Dialah iblis yang setiap malam tidur dan bergaul dengan Fir’aun.
Fir’aun mempunyai seorang pegawai yang amat dipercaya bernama Hazaqil. Hazaqil amat taat dan beriman kepada Allah SWT. Beliau adalah suami Siti Masyitoh, yang bekerja sebagai juru hias istana, yang juga amat taat dan beriman kepada Allah SWT. Namun demikian, dengan suatu upaya yang hati-hati, mereka berhasil merahasiakan ketaatan mereka terhadap Allah. Dari pengamatan Fir’aun yang kafir.
Suatu kali, terjadi perdebatan hebat antara Fir’aun dengan Hazaqil, disaat Fir’aun menjatuhkan hukuman mati terhadap seorang ahli sihir, yang menyatakan keimanannya atas ajaran Nabi Musa a.s. Hazaqil menentang keras hukuman tersebut. Mendengar penentangan Hazaqil, Fir’aun menjadi marah. Fir’aun jadi bisa mengetahui siapa sebenarnya Hazaqil. Fir’aun lalu menjatuhkan hukuman mati kepada Hazaqil. Hazaqil menerimanya dengan tabah, tanpa merasa gentar sebab yakin dirinya benar.
Hazaqil menghembuskan nafas terakhir dalam keadaan tangan terikat pada pohon kurma, dengan tubuh penuh ditembusi anak panah. Sang istri, Masyitoh, teramat sedih atas kematian suami yang amat disayanginya itu. Ia senantiasa dirundung kesedihan setelah itu, dan tiada lagi tempat mengadu kecuali kepada anak-anaknya yang masih kecil.
Suatu hari, Masyitoh mengadukan nasibnya kepada Siti Asiah. Diakhir pembicaraan mereka, Siti Asiah menceritakan keadaan dirinya yang sebenarnya, bahwa iapun menyembunyikan ketaatannya dari Fir’aun. Barulah keduanya menyadari, bahwa mereka sama-sama beriman kepada Allah SWT dan Nabi Musa a.s.
Pada suatu hari, ketika Masyitoh sedang menyisir rambut puteri Fir’aun, tanpa sengaja sisirnya terjatuh ke lantai. Tak sengaja pula, saat memungutnya Masyitoh berkata, “Dengan nama Allah binasalah Fir’aun.”
Mendengarkan ucapan Masyitoh, Puteri Fir’aun merasa tersinggung lalu mengancam akan melaporkan kepada ayahandanya. Tak sedikitpun Masyitoh merasa gentar mendengar hardikan puteri. Sehingga akhirnya, ia dipanggil juga oleh Fir’aun.
Saat Masyitoh menghadap Fir’aun, pertanyaan pertama yang diajukan kepadanya adalah, “Apa betul kau telah mengucapkan kata-kata penghinaan terhadapku, sebagaimana penuturan anakku. Dan siapakah Tuhan yang engkau sembah selama ini?”
“Betul, Baginda Raja yang lalim. Dan Tiada Tuhan selain Allah yang sesungguhnya menguasai segala alam dan isinya.”jawab Masyitoh dengan berani.
Mendengar jawaban Masyitoh, Fir’aun menjadi teramat marah, sehingga memerintahkan pengawalnya untuk memanaskan minyak sekuali besar. Dan saat minyak itu mendidih, pengawal kerajaan memanggil orang ramai untuk menyaksikan hukuman yang telah dijatuhkan pada Masyitah. Sekali lagi Masyitoh dipanggil dan dipersilahkan untuk memilih, jika ingin selamat bersama kedua anaknya, Masyitoh harus mengingkari Allah. Masyitoh harus mengaku bahwa Fir’aun adalah Tuhan yang patut disembah. Jika Masyitoh tetap tak mau mengakui Fir’aun sebagai Tuhannya, Masyitoh akan dimasukkan ke dalam kuali, lengkap bersama kedua anak-anaknya.
Masyitoh tetap pada pendiriannya untuk beriman kepada Allah SWT. Masyitoh kemudian membawa kedua anaknya menuju ke atas kuali tersebut. Ia sempat ragu ketika memandang anaknya yang berada dalam pelukan, tengah asyik menyusu. Karena takdir Tuhan, anak yang masih kecil itu dapat berkata, “Jangan takut dan sangsi, wahai Ibuku. Karena kematian kita akan mendapat ganjaran dari Allah SWT. Dan pintu surga akan terbuka menanti kedatangan kita.”
Masyitoh dan anak-anaknyapun terjun ke dalam kuali berisikan minyak mendidih itu. Tanpa tangis, tanpa takut dan tak keluar jeritan dari mulutnya. Saat itupun terjadi keanehan. Tiba-tiba, tercium wangi semerbak harum dari kuali berisi minyak mendidih itu.
Siti Asiah yang menyaksikan kejadian itu, melaknat Fir’aun dengan kata-kata yang pedas. Iapun menyatakan tak sudi lagi diperisteri oleh Fir’aun, dan lebih memilih keadaan mati seperti Masyitoh.
Mendengar ucapan Isterinya, Fir’aun menjadi marah dan menganggap bahwa Siti Asiah telah gila. Fir’aun kemudian menyiksa Siti Asiah, tak memberikan makan dan minum, sehingga Siti Asiah meninggal dunia.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Siti Asiah sempat berdoa kepada Allah SWT, sebagaimana termaktub dalam firman-Nya, “Dan Allah membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata : “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi_mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (Q.S. At-Tahrim [66] : 11)
Demikian kisah Siti Asiah dan Masyitoh. Semoga muslimah sekalian bisa mengambil hikmah dan mengikuti jejak keduanya, meninggal dalam keadaan teguh menggenggam “Tauhid.”
Oleh : Rasyan Ridha
Leer completo...

Mari meraih Istiqamah

Assalamualaikum

Kaum muslimin… semoga senantiasa dirahmati Allah

Istiqamah, sebuah perbendaharaan paling berharga bagi setiap insan… Tidak ada seorang pun di duniaini melainkan mememerlukannya. Agar kelak di akhirat, dirinya dapat merasa bahagia tatkala berjumpa dengan-Nya…

Kesucian dan ketakwaan yang ada dalam jiwa mestilah sentiasa dipertahankan oleh setiap muslim. Ini disebabkan kesucian dan ketakwaan ini boleh mengalami pelarutan atau bahkan hilang sama sekali. Namun, ada beberapa cara yang membuatkan seorang muslim boleh mempertahankan nilai ketakwaan dalam jiwanya, bahkan mampu meningkatkan kualitinya.


Cara-cara meraih Istiqamah adalah sebagai berikut;

1. Kesedaran dan kefahaman yang benar (Al-Wa’yu Wa al-Fahmu Ash-Shahih)


Untuk m
encapai darjat istiqamah yang maksima dan berguna, pemahama
n terhadap ajaran Islam secara sempurna sangat-sangat diperlukan. Muslim yang memahami ajaran agamanya dengan baik tidak akan bimbang menjalani kehidupan dunia. Ia akan tetap istiqamah menghadapi badai godaan walau sedahsyat mana sekalipun.


2. Memahami dan mengamalkan dua kalimah syahadah dengan baik dan benar

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS Ibrahim : 27)

Qatadah As Sadusi mengatakan :
“Yang dimaksudkan dengan Allah meneguhkan orang beriman di dunia adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan soleh. Sedangkan di akhirat, mereka akan diteguhkan di kubur (ketika menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir).”

Perkataan seperti Qatadah diriwayatkan dari ramai ulama’ salaf lainnya.

Mengapa Allah teguhkan orang yang beriman di dunia dengan terus beramal soleh dan di akhirat (alam kubur) dengan dimudahkan menjawab pertanyaan malaikat “Siapa Rabbmu, siapa Nabimu dan apa agamamu”?

Jawabannya adalah kerana pemahaman dan pengamalannya yang baik dan benar terhadap dua kalimah syahadah.

Dia tentu memahami makna dua kalimah syahadah dengan benar. Memenuhi rukun dan syaratnya serta dia pula tidak melanggar larangan Allah berupa menyekutukanNya dengan selainNya, iaitu dengan lain perkataan ia tidak melakukan syirik.

3. Mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan pengawasanNya (At-Taqarrub Wa al-Muraqabah)

Dua perkara ini sangat penting. Ketika seorang Muslim telah merasa dekat dengan Allah, ke mana pun ia pergi, di mana pun ia berada dan bagaimana pun situasi dan keadaannya, dengan keyakinan penuh ia akan sentiasa merasa diawasi dan dilihat oleh Allah. Dengan begitu, ia tidak lagi berani menyimpang dari jalanNya.

Allah swt berfirman:
"Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka takutlah kepadaNya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. (QS Al-Baqarah : 235)

4. Mujahadah meraih istiqamah

Mujahadah adalah bersungguh-sungguh dalam beribadah dan melaksanakan seluruh nilai-nilai Islam dalam kehidupan.

"Maka istiqamahlah, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS Hud : 112)

Menurut Ibnu Abbas ra :
Tidak ada suatu ayat pun dalam Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah saw yang lebih berat baginya dari ayat ini.

Berkaitan dengan perihal istiqamah inilah juga yang menjadikan Rasulullah saw keluar uban putih dari kepalanya yang mulia. Baginda sendiri mengaku bahwa :

"Ada satu surah (iaitu surah Hud) yang di dalamnya disebutkan perintah untuk istiqamah."

Dan diriwayatkan dari Al Hasan :
Ketika ayat ini turun, Rasululah saw menjadi sangat serius dan tidak pernah ternampak beliau tertawa.

5. Bergaul bersama orang-orang yang istiqamah

Ini sangat membantu seseorang untuk sentiasa istiqamah di jalan Allah swt. Teman-teman yang soleh akan sentiasa mengingatkan kita untuk berbuat baik serta mengingatkan kita dari kekeliruan.

Bahkan dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa perkara yang sangat membantu meneguhkan keimanan para sahabat adalah keberadaan Rasulullah saw.

Allah swt berfirman :
“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kamu menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan RasulNya pun berada di tengah-tengah kamu? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS Ali ‘Imran : 101)

"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (kerana) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS Al-Kahfi : 28)

Salah satu pesanan dari Salman Al-Farisi ra :

"Perumpamaan dua orang mukmin yang bersahabat adalah seperti dua tangan yang saling membasuh satu sama lain. Tidak sekalipun mereka berdua bertemu, kecuali Allah akan menetapkan bahwa salah satu di antaranya akan memberikan kebaikan bagi kawannya.".

6. Mu’aqabah
Mu’aqabah adalah pemberian hukuman (denda) oleh seseorang muslim terhadap dirinya sendiri atas kecuaian yang dilakukannya.

Firman Allah swt :
“Dan dalam ‘qishash’ itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah : 179)

Generasi salaf yang soleh telah memberikan teladan yang baik kepada kita dalam masalah ketakwaan, muhasabah, mu’aqabah terhadap diri sendiri jika bersalah serta contoh dalam bertekad untuk lebih taat jika mendapati dirinya lalai atas kewajiban.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Umar bin Al Khaththab ra pergi ke kebunnya. Ketika ia pulang, maka didapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan Solat Asar.

Maka beliau berkata :
“Aku pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah solat Asar! Kini, aku menjadikan kebunku sedekah untuk orang-orang miskin.”

7. Menghayati sirah orang-orang yang istiqamah

Membaca sirah Rasulullah saw, para sahabat dan para ulama’ terdahulu untuk mengambil teladan dari mereka.

Dengan membaca kisah-kisah mereka, bagaimana perjuangan mereka dalam menegakkan Deenul Islam, maka kita dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut sebagaimana firman Allah swt :

“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS Huud : 120)

8. Berdoa kepada Allah swt agar Dia sentiasa memberikan kepada kita istiqamah hingga akhir hayat

Jalan yang juga paling penting dalam mewujudkan sikap istiqamah adalah memohon pertolongan Allah dalam segala urusan dan keadaan kerana hanya kepada Allahlah semua urusan kelak akan dikembalikan. Doa adalah senjata umat Islam.

Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah saw adalah doa berikut :

“Yaa muqallibal qulub tsabbit qalbi ‘ala diinik ”

ertinya “Wahai Zat yang membolak-balikkan hati-hati teguhkanlah hatiku di atas agamaMu.” (HR Tirmidzi, Ahmad, Hakim, disahihkan oleh Az Zahabi di dalam Shahihul Jami’).



Leer completo...

Wanita Solehah Pilihan Terbaik Calon Isteri


RASULULLAH saw bersabda, yang bermaksud: “Dunia ini penuh perhiasan dan perhiasan paling indah ialah wanita solehah.” (Hadis riwayat Muslim).

Hadis ini menunjukkan betapa Islam memandang tinggi kedudukan wanita dalam kehidupan global.

Berdasarkan al-Quran, wanita digambarkan dengan tiga fungsi penting.

Pertama, wanita dianggap sebagai fitnah dan musuh andainya tidak dididik dan diasuh serta dibentuk menurut acuan Islam.

Kedua, wanita juga ujian bagi seseorang lelaki dalam menerajui bahtera kehidupan ke arah kebahagiaan.

Ketiga, wanita adalah anugerah Ilahi yang istimewa kepada lelaki yang mencari kemesraan dan kebahagiaan hidup.

Islam sebenarnya melahirkan ratusan personaliti wanita terbilang yang menjadi teladan kepada warga Muslimah dewasa ini.

Rasulullah bersabda yang bermaksud: “Ada empat wanita mulia yang juga penghulu segala wanita di dunia.

“Mereka ialah Asiah binti Muzahim, isteri Firaun; Maryam binti Imran, ibunda Isa; Khadijah binti Khuwailid, isteri Rasulullah saw dan Fatimah binti Muhammad,” (Riwayat Bukhari)

Asiah adalah simbol teladan bagi wanita beriman yang tetap mempertahankan keimanannya kepada Allah, meskipun hidup sebumbung bersama suaminya, Firaun yang tidak beriman kepada Allah.

Maryam pula simbol wanita dalam ibadatnya dan ketinggian darjat ketakwaannya kepada Allah serta mampu memelihara kesucian diri dan kehormatannya ketika mengabdikan dirinya kepada Allah.

Khadijah pula simbol isteri setia tanpa mengenal penat lelah mendampingi suaminya menegakkan panji-panji kebenaran Islam, berkorban jiwa dan harta bendanya serta rela menanggung pelbagai risiko dan cabaran dalam menyebarkan risalah Islam yang diamanahkan pada bahu Rasulullah.

Fatimah pula adalah simbol pelbagai dimensi wanita yang solehah; anak yang soleh dan taat kepada ayahnya; isteri yang setia kepada suaminya serta ibu yang bijaksana membesarkan putera puterinya. Malah, dialah panduan segala wanita dan juga seorang wanita mithali yang wajar dijadikan ikutan Muslimah.

Dalam memilih pasangan hidup, Islam menganjurkan setiap Muslim yang bakal melangkah alam perkahwinan agar berhati-hati.

Kriteria kesolehan isteri penting dalam kehidupan berkeluarga kerana sifat itu, selain dituntut Islam, juga bakal menjamin kerukunan dan kebahagiaan rumah tangga.

Dalam hal ini, Rasulullah bersabda maksudnya: “Janganlah kamu nikahi wanita kerana kecantikannya, kelak kecantikannya itu akan membinsakannya; janganlah kamu nikahi wanita kerana hartanya, boleh jadi hartanya akan menyebabkan kederhakaanmu; sebaliknya nikahilah wanita yang beragama.

“Sesungguhnya wanita yang tidak berhidung dan tuli tetapi beragama, itu adalah lebih baik bagimu.” (Riwayat Abdullah ibn Humaid).

Jelas di sini, aspek keagamaan dalam diri seseorang calon isteri adalah penentu hala tuju sesebuah rumah tangga. Ini kerana dengan agama yang bertapak kukuh dalam jiwanya, dia pasti akan taat kepada suaminya dalam semua perkara yang tidak bertentangan dengan perintah Allah dan tidak mendatangkan mudarat kepadanya.

Isteri solehah juga akan bersifat amanah terhadap harta benda suaminya, di samping menjaga maruahnya. Ketika ketiadaan suaminya, seorang isteri solehah memelihara dirinya dan maruahnya seperti tidak boleh keluar rumah tanpa izinnya, tidak boleh menerima tetamu yang tidak dikenali dan sebagainya.

Ketaatan dan sifat beramanah seorang isteri solehah ini banyak dijelaskan oleh firman Allah yang bermaksud: “… perempuan yang solehah mestilah taat dan memelihara kehormatan dirinya ketika ketiadaan suaminya dengan perlindungan Allah…” (Surah an-Nisaa’, ayat 34)

Isteri solehah juga adalah isteri yang sentiasa menyempurnakan keperluan suaminya, di samping memelihara keredaannya pada setiap masa. Ini kerana keredaan suami menjadi anak kunci utama yang melayakkannya menjadi penghuni syurga penuh kenikmatan.

Apa yang paling penting ialah isteri solehah adalah pendidik dan pengasuh terbaik kepada anaknya, selain penyejuk hati ibu bapa, biarpun ibu bapanya sudah meninggal dunia, melalui sedekah doa dan amalan kepada kedua-dua orang tuanya.

Dengan agamanya itu, seseorang ibu akan mewariskan segala ilmu agamanya kepada anaknya agar mereka kelak akan menjadi anak soleh dan taat, bukan saja kepada ibu bapa, bahkan taat kepada Allah.

Pengetahuan agama dan nilai solehah inilah menjadi ramuan terbaik yang boleh melenturkan peribadi anak, perhiasan akhlak terpuji, mengisi minda dan hati anak dengan keimanan dan ketakwaan serta membimbing kehidupan ke arah keredaan Ilahi.

Sesungguhnya, fungsi seorang wanita yang bertindak sekali gus sebagai isteri dan ibu solehah dalam sesebuah institusi keluarga, begitu besar.

Justeru, Allah menganugerahkan ganjaran syurga bagi wanita solehah yang beriman dan benar-benar melaksanakan tanggungjawabnya sebagai seorang isteri dan ibu dalam kehidupan sehariannya.

Sabda Rasulullah yang bermaksud: “Sebaik-baik wanita itu ialah wanita yang melahirkan anak, yang penyayang; yang memelihara kehormatannya; yang mulia pada kaca mata ahli keluarganya; yang menghormati suaminya; menghiaskan dirinya hanya untuk suaminya tercinta; memelihara diri daripada pandangan orang lain; yang mendengar kata-kata suaminya dan mentaati segala perintahnya.

“Apabila bersama suaminya, dia memberikan apa saja yang diperlukan suaminya dan dia tidak pula menolak ajakannya; serta tidak merendah-rendahkan atau menghina kedudukan suaminya di hadapan orang lain.” (Riwayat Al Tausi).


Leer completo...

MENYINGKAP HIJAB PADA HATI

Assalamualaikum… 

Pada entri sebelumnya, ada mengenai HIJAB PADA MATA HATI yang disisipkan dari sebuah buku bertajuk Rahasia Sufi. Dan pada entri ini ana sertakan pula cara untuk menyingkap hijab atau tabir kegelapan pada hati.

Untuk mengelakkan diri kita dari kecelaan dan kehinaan gelapnya hati, marilah kita membersih dan mengilap cermin hati kita. Proses pembersihan ini adalah dengan menuntut ilmu serta mengamalkannya, dengan usaha yang gigih dan bersungguh-sungguh memerangi ego serta hawa nafsu serakahnya, membuang fahaman syirik, mencapai tauhid, dan mencapai rasa kehampiran yang akrab dengan Allah s.w.t.

 Perjuangan ini hendaklah dibuat secara berterusan sehinggahati itu hidup kembali dengan cahaya (nur) Tauhid. Dengan cahaya Tauhid ini mata hati yang bersih itu akan melihat kenyatan-kenyataan atau reality sifat Allah di dalam dan di luar diri.

Hal ini memang pada mulanya kelam, tidak ternyata dalam pemikiran kita disebabkan kabut kejahilan yang telah menutup muka hati kita. Akan tetapi ia boleh dihapuskan dengan adanya kesedaran diri, bahawa kita ini adalah jahil. Dan penyakit kejahilan itu mestilah dikikis dengan belajar dan mengenal apa yang wajib dikenali secara pasti.

Dengan demikian kita akan ingat te,pat asal dan tempat tinggal kita yang hakiki, iaitu tempat dari mana kia datang dan ke mana kita akan kembali. Hendaklah sedar bahawa kita sebenarnya datang dari tempat yang paling mulia dan paling tinggi, iaitu dari sisi Allah s.w.t. Mata dengan itu barulah kita akan merasai rindu dendam hendak  kembali ke tempat asal kita itu. Apabila sampai kita akan kembali dan ‘berpadu’ dengan-Nya.

Apabila hijab atau tabir kegelapan itu telah tersingkap, cahaya akan mengambil alih tempatnya, lalu dapatlah dapatlah seseorang itu melihat rahsia-rahsia ketuhanan dengan mata hatinya iaitu Bashirah. Seseorang itu akan mengenal apa yg dilihatnya dengan nur nama-nama bagi sifat Allah. Kemudian barulah diri sendiri dilimpahi cahaya dan menjadi cahaya dan menjadi cahaya itu sendiri. Cahaya ini pun masih juga dianggap hijab yang menutup cahaya Zat Allah.Tetapi apabila sampai saat dan ketikanya cahay itu pun akan hilang dan kini tersinar cerah Zat Allah. Hanya yang akan tinggal Zai itu sendiri saja. Demikian pendapat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani hasil dari pengalaman suluk (perjalanan menuju Allah dalam pengalaman rohaniah)
Leer completo...

HIJAB PADA MATA HATI


Assalamualaikum…
Hijab pada mata hati… yang apabila terselubung padanya akan butalah mata hatinya, yakni Bashirahnya, sehingga ia tidak dapat melihat, atau lebih tegas lagi tidak akan mengenal hakikat yang peru ia mengenalinya, sehingga ia seperti orang yang buta mata.

Firman Allah s.w.t :
“Barangsiapa yg buta  di dunia ini, maka ia akan buta juga di akhirat “  (Al-Isra’:72)

Buta yg dimaksudkan ini bukanlah buta mata kepala atau mata zahir ini, tetapi adalah yang buta tidak akan dapat melihat cahaya (nur) yang membawa kita memandang ke akhirat.
Sebab utama yang membutakan hati ini, ialah sikap tidak peduli atau tidak endah tatkala hidup di dunia ini, yang membuatkan seorang itu lupa akan Allah, lupa tujuan hidupnya, lupa janjinya dgn Allah di dalam rih dahulu sebelum lahir kedunia ini.

Pada alam roh, atau ‘yaumul-mitsaq’ itu, bukankah kita semua telah mengaku dengan penuh kesungguhan, bahawa Tuhan yang mencuptakan roh kita itulah Tuhan yg sebenarnya, dan kita telah berjanji akan menyembahNya dan mematuhi segala perintahNya? Tetapimengapa kita berdalih pula, kita mengingkariNya, mengkufuriNya dan menolak ketuhananNya? Bukankah itu suatu mungkir janji yang mesti dipertanggungjawabkan.

Sebab utama sikap tidak peduli ini terjadi ialah kejahilan sendiri tentang hakikat hokum hakam dan peratuhan Allah atau syari’at, yang menyebabkan seseorang itu berada dalam kejahilan, yg mana kejahilan itu ialah kegelapan yang menyelubingi hatinya.

Sebahagian dari manifestasi atau penzahiran ciri-ciri kegelapan itu ialah sombong, takabur, hasad, dengki, kedekut, dendam suka menipu, menyakiti hati orang lain, mengadu-dombakan orang dan sebagainya. Sifat-sifat tercela inilah yang menjatuhkan martabat insane sebagai makhluk yang paling tinggi darjatnya ke darjat yang paling rendah dan hina.

Wallahualam bi’shawwab..

Semoga kita dijauhi dari segala macam jenis penyakit hati.. yang membutakan mati hati. Amin… 
Leer completo...

Tips Sihat ala...Rasulullah


1. SELALU BANGUN SEBELUM SUBUH 
RasulSelalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelum subuh, melaksanakan solat sunah dan solat Fardhu, solat subuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah yg mendalam antara lain:
- Berlimpah pahala dari Allah
- Kesegaran udara subuh yg bagus utk kesihatan / terapi penyakit TB
- Memperkuat fikiran dan menyehatkan perasaan

2. AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN

Rasul selalu sentiasa rapi & bersih, tiap hari Khamis atau Jumaatbeliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi.
 "Mandi pada hari Jumaat adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman" (HR Muslim)

3.TIDAK PERNAH BANYAK MAKAN 

Sabda Rasul:"Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)" (Muttafaq Alaih)
Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda:
Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untukmakanan.
Bahkan ada satu tarbiyyah khusus bagi ummat Islam dengan adanya Puasa Ramadhan untuk menyeimbangkan kesihatan.

4. GEMAR BERJALAN KAKI

Rasul selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan jihad, mengunjungirumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akanmengalir, pori-pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung

5. TIDAK PEMARAH

Nasihat Rasulullah: "Jangan Marah" diulangi sampai 3 kali. Ini menunujukkan hakikat kesihatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh iaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa. 
Ada terapi yang tepat untuk menahan marah:
- Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk aka berbaring
- Membaca Ta 'awwudz, kerana marah itu dari Syaithon
- Segeralah berwudhu
- Solat 2 Rakaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati

6. OPTIMIS DAN TIDAK PUTUS ASA

Sikap optimis akan memberikan kesan psikologi yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqomah dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah SWT

7. TAK PERNAH IRI HATI

Untuk menjaga kestabilan hati & kesehatan jiwa, mentalitas maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat.
:: Ya Allah, bersihkanlah hatiku dari sifat-sifat mazmumah dan hiasilahdiriku dengan sifat sifat mahmudah ...::

kepada saudara Muslim-Muslimat, jadikanlah ini sebagai renungan danpelajaran kepada kita semua. Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah meninggal dunia
wallahu'alam ....
Leer completo...

Kata-kata Hikmah Para Khalifah


Di bawah ini adalah kata-kata hikmah 4 Khalifah pertama dunia Islam. Kalau ingin berjaya di dunia dan akhirat, dengarlah nasihat mereka.

SAYYED ABU BAKAR RADHIALLAHU ANHU BERKATA:
Orang yang bakhil itu tidak akan terlepas daripada salah satu daripada 4 sifat yang membinasakan iaitu:
1. Ia akan mati dan hartanya akan diambil oleh warisnya, lalu dibelanjakan bukan pada tempatnya atau;
2. hartanya akan diambil secara paksa oleh penguasa yang zalim atau;
3. hartanya menjadi rebutan orang-orang jahat dan akan dipergunakan untuk kejahatan pula atau;
4. adakalanya harta itu akan dicuri dan dipergunakan secara berfoya-foya pada jalan yang tidak berguna

SAYYED UMAR AL-KHATTAB RADHIALLAHU ANHU BERKATA:
1. Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya
2. Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina
3. Orang yang menyintai akhirat, dunia pasti menyertainya
4. Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga

SAYYED UTHMAN BIN AFFAN RADHIALLAHU ANHU BERKATA:
Antara tanda-tanda orang yang bijaksana itu ialah:
1. Hatinya selalu berniat suci
2. Lidahnya selalu basah dengan zikrullah
3. Kedua matanya menangis kerana penyesalan (terhadap dosa)
4. Segala perkara dihadapinya dengan sabar dan tabah
5. Mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia.

SAYYED ALI KARRAMALLAHU WAJHAH BERKATA:
1. Tiada solat yang sempurna tanpa jiwa yang khusyu’
2. Tiada puasa yang sempurna tanpa mencegah diri daripada perbuatan yang sia- sia
3. Tiada kebaikan bagi pembaca al-Qur’an tanpa mengambil pangajaran daripadanya
4. Tiada kebaikan bagi orang yang berilmu tanpa memiliki sifat wara’
5. Tiada kebaikan mengambil teman tanpa saling sayang-menyayangi
6. Nikmat yang paling baik ialah nikmat yang kekal dimiliki
7. Doa yang paling sempurna ialah doa yang dilandasi keikhlasan
8. Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak pula salahnya, siapa yang banyak salahnya, maka hilanglah harga dirinya, siapa yang hilang harga dirinya, bererti dia tidak wara’, sedang orang yang tidak wara’ itu bererti hatinya mati
Leer completo...

Titisan Air Yang Membawa Hidayah


Cuaca sejuk musim semi di kota Basrah masih menyengat.Imam Hasan Al Bashri yang pulang
usai solat Subuh itu harus merapatkan kancing jubahnya dan menutupi kepalanya dengan serban tebal Persia.Matahari sedikit melirik dari ufuk timur tapi belum menebarlkan kehangatan yang bererti untuk mengusir sengatan sejuk.

"Selamat pagi ya Imam," sapa seseorang tiba-tiba.Imam Hasan menoleh, dilihatnya pendeta Buthros tengah jalan kaki cepat di pagi itu. "Oh, Tuan Buthros kiranya." Mereka bersalaman dan berangkulan akrab.

"Tadi saya mengetuk rumah Tuan Imam tapi tak ada jawapan," kata Pendeta Buthros. "Saya dengar Imam sakit." "Yah, alhamdulillah saya sudah sembuh," kata Imam Hasan.
"Ada yang diperlukan dari saya?" "Tidak ada, saya hanya rindu saja dengan Iman." Hendak ke rumah kiranya? "" Maaf Imam, Insya Allah lain kali saya mampir, "

Pendeta Buthros pemimpin Kristian Ortodok Basrah itu memang hidup rukun dengan para
ulama Islam zaman itu.Pendeta Burhros secara kebetulan tinggal di atas rumah Imam Hasan Al Basri.
Setiap pagi keduanya berdialog dan berbincang tentang banyak hal.Pendeta Buthros kadangkala menanyakan kepada Imam Hasan Al Basri tentang sikap dan pandangan Islam tentang Kristian, Yesus Kristus, Maria dan lain sebagainya.Imam Hasan Al Basri selalu menjawbnya dengan positif.Imam Hasan Al Basri tidak pernah menyudutkan orang apalagi mengutuk dan memaki.Keyakinan orang dihargainya.
Leer completo...

Teman seperjuangan..