Membina Keluarga Bahagia

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Bersesuaian dengan blog Mujahidah Pemburu Syahid, dalam mendidik sifat-sifat soleh dan mewujudkan keluarga Samara, ummi akan kongsikan lagi artikel-artikel mengenai samara. Semoga bermanfaat buat pengunjung. Insya'Allah....

Ketika sepasang kekasih ingin memasuki jinjang pernikahan, terbuai dalam fikirannya yang serba indah, hingga secara tidak sedar dibibirnya sering tersungging senyuman. Mereka ingin menempuh kehidupan yang baru dengan penuh optimisme, akan dikayuhnya secara bersama biduk rumah tangganya dengan penuh kemesraan. Akan ditebasnya segala rintangan yang menghadang agar tujuan bersama dapat tercapai dengan penuh kebahagiaan.

Ketika dilangsungkan aqad pernikahan, maka mereka berdua memperoleh banyak ucapan do’a dari kerabat, teman-teman dan para undangan dengan do’a keberkahan. Do’a ini memiliki makna yang sangat mendalam dan penuh pengharapan agar pernikahannya akan mendatangkan keberkahan bagi kedua mempelai, yakni yang diajarkan oleh Rasulullah SAW;

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكمُاَ فِيْ خَيْرٍ
Mudah-mudahan Allah memberimu keberkahan, Mudah-mudahan Allah mencurahkan keberkahan atasmu dan mudah-mudahan Dia mempersatukan kamu berdua dalam kebaikan..


Keberkahan inilah yang menjadi tujuan bersama yang ingin dicapai, yang ingin diwujudkannya dalam bentuk rumah tangga yang ideal, yaitu suatu rumah tangga yang diliputi dengan ketenetraman jiwa(sakinah) , dengan penuh rasa cinta (mawaddah) dan penuh kasih sayang (warahmah) . Sebagaimana difirmankan Allah swt dalam QS 30: Al Ruum 21:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu hidup tentram bersamanya. Dan Dia (juga) telah menjadikan di antaramu (suami, isteri) rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.


Untuk dapat mewujudkan rumah tangga yang ideal, maka sepasang suami isteri tersebut harus saling menghargai dan memahami akan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Selain itu harus tahu pula tentang hak dan kewajipan serta memahami tugas dan fungsinya yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Dengan terwujudnya rumah tangga yang ideal maka timbul kebahagiaan hidup dimana fikiran dan perasaan yang selalu tenang dalam berumah tangga. Kebahagiaan hidup yang ingin dicapai bukan hanya kebahagiaan dunia tetapi juga kebahagiaan akhirat.


Puncak kebahagiaan suami dan isteri terwujud ketika Allah swt memanggil dan memerintahkan kita bersama pasangannya untuk masuk kedalam syurga; sebagaimana dikhabarkan Allah dengan firman-Nya (QS 43, Az-Zukhruf:70):
Masuklah kamu ke dalam syurga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan

Kebahagiaan hidup di akhirat merupakan segalanya, yakni dalam wujud dijauhkannya kita dari api neraka dan dimasukkannya kita bersama seluruh keluarga bersama anak cucu kita kedalam syurga, sebagaimana Allah firmankan dalam Al Quran 52:. Ath-Thuur:ayat 21
Dan orang-orang yang beriman serta anak cucu mereka yang mengikuti dalam keimanan, kami hubungkan (pertemukan) anak cucu mereka dengan mereka (di surga), dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.


Alangkah indah dan bahagianya, jika kelak kita dapat bercengkerama kembali beserta anak cucu kita disyurga nantinya. Namun, tujuan ideal tersebut, terkadang terkena distorsi kerana perjalanan waktu, tujuan utama untuk mengayuh biduk bersama dengan penuh kemesraan, menjadi penuh kebencian, sehingga biduk mereka karam sebelum sempat berlabuh di tepian. Semula dihadapinya tentangan dengan penuh canda dan penuh keharmonian, kini berubah menjadi penuh amarah sehingga konsep rumahku syurgaku yang ingin dicapai menjadi rumahku neraka ku.


Menghadapi masalah kehidupan seperti itu, sepatutnya kita melakukan muhasabah (introspeksi) terhadap diri kita, apakah kita masih istiqomah (konsisten) dalam memegang teguh rambu-rambu yang telah dibangun agar tetap mendapatkan keberkahan dalam meniti hidup berumah tangga ?


Dalam bermuhasabah, ingatlah bahwa suami atau isteri bukanlah makhluk yang sempurna sehingga memungkinkan untuk berbuat salah, kerananya saling mengingatkan agar hentaman ombak yang menerpa biduk kita dapat kita lalui dengan keharmonian. Secara perlahan kita harus dapat mereduksiego kita dan mulai belajarlah ikhlas dalam menerima kekurangan pasangannya dan sabar setelah mengetahui kesalahannya. Hilangkan kecenderungan melihat kekurangannya saja karena pasangan kitapun juga memiliki banyak kelebihan. Kerananya perlu saling mengingatkan secara bijak, iaitu mengingatkannya dengan cara yang santun dan pada waktu yang tepat. Berilah respons yang lemah lembut ketika pasangan kita sedang dalam keadaan tegang. Salah satu pihak mahu tidak mahu harus mengalah, kerana sikap keras tidak dapat diatasi dengan sikap keras. Syaitan mempunyai peranan yang sangat besar dalam ketidakharmonian keluarga, kerananya kembalilah kepada Allah, mohonlah perlindungan padaNya dari godaan syaitan yang terkutuk.


Apabila ketegangan dengan suami telah berlalu, mintalah maaf karena boleh jadi, isteri juga ikut salah kerana terpancing untuk menanggapi secara berlebihan. Berusahalah terus untuk mempererat jalinan kasih agar hati kita dapat bersatu, sehingga ada rasa saling ketergantungan satu sama lainnya.


Salah satu wasiat Rasulullah yang disampaikannya saat haji wada’: “Barang siapa — diantara para suami — bersabar atas perilaku buruk dari isterinya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Nabi Ayyub atas kesabarannya menanggung penderitaan. Dan barang siapa –diantara para isteri — bersabar atas perilaku buruk suaminya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Asiah, isteri fir’aun”


Agar terwujud keberkahan dan keharmonian dalam berumah tangga, maka :

Bagi sang suami, jadilah lelaki yang selalu memuliakan isterinya, serta selalu dapat mengukirkan senyuman di wajah isterinya. Sebagai suami yang menjadi pemimpin dalam rumah tangga, maka dia harus tangguh dalam mencari nafkah yang halal untuk keluarga. Suami yang tak pernah lelah untuk berlemah lembut dalam mengingatkan kesalahan istrinya. Sebagai nahkoda dalam biduk keluarga, bertanggung-jawab penuh dalam mengembang firman Allah dalam QS-66: At-Tahrim: 6
Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka..


Bagi sang isteri, jadilah perempuan yang paling mempesona, ketika suami memandangnya akan menyejukkan mata, ketika suaminya menuntunnya kepada kebaikan maka dengan sepenuh hati dia akan mentaatinya, juga tatkala suaminya pergi maka dengan amanah dia menjaga harta dan kehormatannya. Isteri yang tidak silau dengan gemerlap dunia melainkan isteri yang selalu bergegas merengkuh setiap kemilau redha suami.


Cinta suami kepada isteri terwujudkan dalam bentuk ingin melindungi dan membimbingnya dengan sepenuh hati, sedangkan cinta istrei kepada suami berbuah ketaatan untuk selalu menjaga kehormatan diri dan keluarga. Insya Allah dengan terjalinnya perasaan cinta diantara suami isteri, akan terwujudlah keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Dalam salah satu hadis diriwayatkan:
Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan isterinya dan begitu pula dengan isterinya, maka Allah memperhatikan mereka dengan penuh rahmat, manakala suaminya merengkuh telapak tangan isterinya dengan mesra, berguguranlah dosa-dosa suami istri itu dari sela jemarinya....



Waalhu ’alam bissawab

Leer completo...

Cinta Mawaddah dan Cinta Rahmah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...


Mawaddah ertinya cinta. Imam Hasan Al Bashri mengertikan kata mawaddah sebagai metafor dari hubungan seks. Jelasnya bahawa mawaddah adalah perasaan cinta dan senang dengannya rumah tangga menjadi lebih ghairah dan penuh semangat. Tanpa mawaddah rumah tangga akan kering. Mawaddah biasanya sangat sensitif. Ia tidak tergantung kepada kecantikan istri atau ketampanan suami. Boleh jadi di mata banyak orang wanita itu tidak cantik, tetapi sang suami sangat mencintainya. Boleh jadi wanita itu disepakati sebagai wanita cantik, tetapi sang suami ternyata sangat membencinya.


Sebahagian ulama tafsir mengatakan bahawa cinta biasanya sering menggebu di masa muda atau di awal-awal pernikahan. Lama kelamaan setelah masuk dalam rutin seharian rumah tangga, getaran cinta menjadi lemah. Karananya Allah swt. Rahmah sebagai pengimbangnya, supaya ketika rasa cinta mulai redup, masih ada semangat rahmah yang akan menyelamatkan rumah tangga tersebut. Lain halnya dengan orang-orang yang membangun rumah tangga hanya dengan modal cinta, rumah tangga sering mudah roboh dan tidak kukuh.


Ibarat mesin, mawaddah adalah dinamo penggerak yang mengairahkan. Dengan mawaddah rumah tangga menjadi dinamis dan produktif. Sebaliknya jiwa mawaddah hilang, rumah tangga akan menjadi monoton dan tidak dinamik sama sekali. Dalam penelitian minumun, ciri mawaddah ada tiga, iaitu:


(a) Katsratut tahaady (selalu memberi hadiah), kerana seperti kata Nabi saw. dengan saling memberi hadiah cinta akan selalu hangat.


(b) Katsratu dzikrihi (selalu saling mengingati kebaikannya). Sebab dengan mengingat kebaikannya seseorang akan selalu merasa berhutang budi. Hindari melihat keburukan dan kekurangannya, kerana itu akan menumbuhkan kebencian dan perselisihan tiada henti.


(c) Katsratul ittishaali ma’ahu (selalu saling berkomunikasi) sebab dari kemunikasi akan hilang prasangka. Banyak hal yang sebenarnya dimaksudkan untuk kebaikan, tetapi karena lemahnya komunikasi seringkali kesalahfahaman terjadi.


Cinta Rahmah..


Rahmah ertinya kasih sayang, diambil dari kata rahima yarhamu. Dari kata ini pula diambil kata ar rahmaan salah satu nama Allah swt. Bahawa Allah Maha Penyayang... Para ahli tafsir mengatakan bahawa rahman-Nya Allah meliputi seluruh mahluk-Nya: manusia, binatang, dan mahluk-mahluk lainnya. Termasuk orang-orang yang tidak beriman, kerananya mereka masih bisa hidup dan bisa menikmati fasilitas kehidupan dari Allah, padahal mereka setiap hari tidak mentaati-Nya. Kata rahmah lebih bermakna kesungguhan untuk berbuat baik kepada orang lain, apa lagi kepada keluarga.


Memang setiap orang mempunyai kekurangan, dan tidak ada seorang pun yang mencapai kesempurnaan. Maka jika setiap manusia selalu mempersepsikan adanya pasangan yang sempurna, pasti pada akhirnya ia tidak akan pernah punya pasangan. Dalam pepatah Arab dikatakan: “Man talaba akhan bilaa ‘aibin laqiya bilaa akhin (orang yang mencari kawan tanpa cacat, pasti pada akhirnya ia tidak akan punya kawan).


Kata rahmah lebih mencerminkan sikap saling memahami kekurangan masing-masing lalu berusaha untuk saling melengkapi. Sikap rahmah menekankan adanya sikap saling tolong menolong dalam bersinergi, sehingga kekurangan berubah menjadi kesempurnaan.


Sikap rahmah seringkali berperanan ketika semangat cinta mulai menurun. Biasanya itu terjadi setelah usia suami isteri sama-sama mencapai tahap tua. Cucu sudah mulai banyak. Badan banyak sakit-sakitan. Pada saat itu kebertahanan rumah tangga sangat dibantu oleh kekuatan rahmah (kasih sayang).


Kerana itu mawaddah dan rahmah ibarat dua sayap bagi burung. Bila kedua sayap itu berfungsi dengan baik, maka rumah tangga akan berjalan penuh kebahagiaan. Ibarat burung terbang di angkasa, ia menikmati keindahan alam semesta dan penuh dengan kelapangan dada. Tanpa sedikit pun ada beban di hatinya. Terbang ke mana saja ia mau, tidak ada hambatan dan kesulitan...


Wallahualam....

Leer completo...

Mari meraih Istiqamah

Assalamualaikum

Kaum muslimin… semoga senantiasa dirahmati Allah

Istiqamah, sebuah perbendaharaan paling berharga bagi setiap insan… Tidak ada seorang pun di duniaini melainkan mememerlukannya. Agar kelak di akhirat, dirinya dapat merasa bahagia tatkala berjumpa dengan-Nya…

Kesucian dan ketakwaan yang ada dalam jiwa mestilah sentiasa dipertahankan oleh setiap muslim. Ini disebabkan kesucian dan ketakwaan ini boleh mengalami pelarutan atau bahkan hilang sama sekali. Namun, ada beberapa cara yang membuatkan seorang muslim boleh mempertahankan nilai ketakwaan dalam jiwanya, bahkan mampu meningkatkan kualitinya.


Cara-cara meraih Istiqamah adalah sebagai berikut;

1. Kesedaran dan kefahaman yang benar (Al-Wa’yu Wa al-Fahmu Ash-Shahih)


Untuk m
encapai darjat istiqamah yang maksima dan berguna, pemahama
n terhadap ajaran Islam secara sempurna sangat-sangat diperlukan. Muslim yang memahami ajaran agamanya dengan baik tidak akan bimbang menjalani kehidupan dunia. Ia akan tetap istiqamah menghadapi badai godaan walau sedahsyat mana sekalipun.


2. Memahami dan mengamalkan dua kalimah syahadah dengan baik dan benar

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS Ibrahim : 27)

Qatadah As Sadusi mengatakan :
“Yang dimaksudkan dengan Allah meneguhkan orang beriman di dunia adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan soleh. Sedangkan di akhirat, mereka akan diteguhkan di kubur (ketika menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir).”

Perkataan seperti Qatadah diriwayatkan dari ramai ulama’ salaf lainnya.

Mengapa Allah teguhkan orang yang beriman di dunia dengan terus beramal soleh dan di akhirat (alam kubur) dengan dimudahkan menjawab pertanyaan malaikat “Siapa Rabbmu, siapa Nabimu dan apa agamamu”?

Jawabannya adalah kerana pemahaman dan pengamalannya yang baik dan benar terhadap dua kalimah syahadah.

Dia tentu memahami makna dua kalimah syahadah dengan benar. Memenuhi rukun dan syaratnya serta dia pula tidak melanggar larangan Allah berupa menyekutukanNya dengan selainNya, iaitu dengan lain perkataan ia tidak melakukan syirik.

3. Mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan pengawasanNya (At-Taqarrub Wa al-Muraqabah)

Dua perkara ini sangat penting. Ketika seorang Muslim telah merasa dekat dengan Allah, ke mana pun ia pergi, di mana pun ia berada dan bagaimana pun situasi dan keadaannya, dengan keyakinan penuh ia akan sentiasa merasa diawasi dan dilihat oleh Allah. Dengan begitu, ia tidak lagi berani menyimpang dari jalanNya.

Allah swt berfirman:
"Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka takutlah kepadaNya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. (QS Al-Baqarah : 235)

4. Mujahadah meraih istiqamah

Mujahadah adalah bersungguh-sungguh dalam beribadah dan melaksanakan seluruh nilai-nilai Islam dalam kehidupan.

"Maka istiqamahlah, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS Hud : 112)

Menurut Ibnu Abbas ra :
Tidak ada suatu ayat pun dalam Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah saw yang lebih berat baginya dari ayat ini.

Berkaitan dengan perihal istiqamah inilah juga yang menjadikan Rasulullah saw keluar uban putih dari kepalanya yang mulia. Baginda sendiri mengaku bahwa :

"Ada satu surah (iaitu surah Hud) yang di dalamnya disebutkan perintah untuk istiqamah."

Dan diriwayatkan dari Al Hasan :
Ketika ayat ini turun, Rasululah saw menjadi sangat serius dan tidak pernah ternampak beliau tertawa.

5. Bergaul bersama orang-orang yang istiqamah

Ini sangat membantu seseorang untuk sentiasa istiqamah di jalan Allah swt. Teman-teman yang soleh akan sentiasa mengingatkan kita untuk berbuat baik serta mengingatkan kita dari kekeliruan.

Bahkan dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa perkara yang sangat membantu meneguhkan keimanan para sahabat adalah keberadaan Rasulullah saw.

Allah swt berfirman :
“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kamu menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan RasulNya pun berada di tengah-tengah kamu? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS Ali ‘Imran : 101)

"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (kerana) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS Al-Kahfi : 28)

Salah satu pesanan dari Salman Al-Farisi ra :

"Perumpamaan dua orang mukmin yang bersahabat adalah seperti dua tangan yang saling membasuh satu sama lain. Tidak sekalipun mereka berdua bertemu, kecuali Allah akan menetapkan bahwa salah satu di antaranya akan memberikan kebaikan bagi kawannya.".

6. Mu’aqabah
Mu’aqabah adalah pemberian hukuman (denda) oleh seseorang muslim terhadap dirinya sendiri atas kecuaian yang dilakukannya.

Firman Allah swt :
“Dan dalam ‘qishash’ itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah : 179)

Generasi salaf yang soleh telah memberikan teladan yang baik kepada kita dalam masalah ketakwaan, muhasabah, mu’aqabah terhadap diri sendiri jika bersalah serta contoh dalam bertekad untuk lebih taat jika mendapati dirinya lalai atas kewajiban.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Umar bin Al Khaththab ra pergi ke kebunnya. Ketika ia pulang, maka didapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan Solat Asar.

Maka beliau berkata :
“Aku pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah solat Asar! Kini, aku menjadikan kebunku sedekah untuk orang-orang miskin.”

7. Menghayati sirah orang-orang yang istiqamah

Membaca sirah Rasulullah saw, para sahabat dan para ulama’ terdahulu untuk mengambil teladan dari mereka.

Dengan membaca kisah-kisah mereka, bagaimana perjuangan mereka dalam menegakkan Deenul Islam, maka kita dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut sebagaimana firman Allah swt :

“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS Huud : 120)

8. Berdoa kepada Allah swt agar Dia sentiasa memberikan kepada kita istiqamah hingga akhir hayat

Jalan yang juga paling penting dalam mewujudkan sikap istiqamah adalah memohon pertolongan Allah dalam segala urusan dan keadaan kerana hanya kepada Allahlah semua urusan kelak akan dikembalikan. Doa adalah senjata umat Islam.

Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah saw adalah doa berikut :

“Yaa muqallibal qulub tsabbit qalbi ‘ala diinik ”

ertinya “Wahai Zat yang membolak-balikkan hati-hati teguhkanlah hatiku di atas agamaMu.” (HR Tirmidzi, Ahmad, Hakim, disahihkan oleh Az Zahabi di dalam Shahihul Jami’).



Leer completo...

MEMPERINDAH HATI ~ BERSIH DAN TELUS



Setiap manusia tentulah sangat menyukai dan merindukan keindahan. Banyak orang yang menganggap keindahan adalah pangkal dari segala puji dan harga. Tidak usah heran kalau banyak orang memburunya. Ada orang yang berani pergi beratus bahkan beribu kilometer semata-mata untuk mencari suasana pemandangan yang indah. Banyak orang rela membuang waktu untuk berlatih mengolah jasmani setiap saat kerana sangat ingin memiliki tubuh yang indah. Tak sedikit juga orang berani membelanjakan uangnya berjuta bahkan bermilyar kerana sangat rindu memiliki rumah atau kendaraan mewah.

            Akan tetapi, apa yang terjadi? Tak jarang kita menyaksikan betapa terhadap orang-orang yang memiliki pakaian dan penampilan yang mahal dan indah, yang datang ternyata bukan penghargaan, melainkan penghinaaan. Ada juga orang yang memiliki rumah megah dan mewah, tetapi bukannya mendapatkan pujian, melainkan malah cibiran dan cacian. Mengapa keindahan yang tadinya disangka akan mengangkat derajat kemuliaan malah sebaliknya, padahal kunci keindahan yang sesungguhnya adalah jika sesorang merawat serta memperhatikan kecantikan dan keindahan hati. Inilah pangkal kemuliaan sebenarnya...

            Rasulullah SAW pakaiannya tidak bertabur bintang penghargaan, tanda jasa, dan pangkat. Akan tetapi, demi Allah sampai saat ini tidak pernah berkurang kemuliaannya. Rasulullah SAW tidak menggunakan singgasana dari emas yang gemerlap, ataupun memiliki rumah yang megah dan indah. Akan tetapi, sampai detik ini sama sekali tidak pernah luntur pujian dan penghargaan terhadapnya, bahkan hingga kelak datang akhir zaman. Apakah rahasianya? Ternyata semua itu disebabkan Rasulullah SAW adalah orang yang sangat menjaga mutu keindahan dan kesucian hatinya.

            Rasulullah SAW bersabda, “Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rosak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu!” (HR. Bukhari dan Muslim).

            Boleh saja kita memakai segala apapun yang indah-indah. Namun, kalau tidak memiliki hati yang indah,demi Allah tidak akan pernah ada keindahan yang sebenarnya. Kerananya jangan terpedaya oleh keindahan dunia. Lihatlah, begitu banyak wanita malang yang tidak mengenal moral dan harga diri. Mereka pun tidak kalah indah dan molek wajah, tubuh, ataupun penampilannya. Kendatipun demikian, mereka tetap diberi oleh Allah dunia yang indah dan melimpah.

            Ternyata dunia dan kemewahan bukanlah tanda kemuliaan yang sesungguhnya kerana orang-orang yang rosak dan durjana sekalipun diberi aneka kemewahan yang melimpah ruah oleh Allah. Kunci bagi orang-orang yang ingin sukses, yang ingin benar-benar merasakan lezat dan mulianya hidup, adalah orang-orang yang sangat memelihara serta merawat keindahan dan kesucian qalbunya.

            Imam Al Ghazali menggolongkan hati ke dalam tiga golongan, yakni yang sehat (qolbun shahih), hati yang sakit (qolbun maridh), dan hati yang mati (qolbun mayyit).
Seseorang yang memiliki hati sehat tak ubahnya memiliki tubuh yang sehat. Ia akan berfungsi optimal. Ia akan mampu memilih dan memilah setiap rencana atas suatu tindakan, sehingga setiap yang akan diperbuatnya benar-benar sudah melewati perhitungan yang jitu berdasarkan hati nurani yang bersih.

            Orang yang paling beruntung memiliki hati yang sehat adalah orang yang dapat mengenal Allah Azza wa Jalla dengan baik. Semakin cemerlang hatinya, maka akan semakin mengenal dia. Penguasa jagat raya alam semesta ini. Ia akan memiliki mutu pribadi yang begitu hebat dan mempesona. Tidak akan pernah menjadi ujub dan takabur ketika mendapatkan sesuatu, namun sebaliknya akan menjadi orang yang tersungkur bersujud. Semakin tinggi pangkatnya, akan membuatnya semakin rendah hati. Kian melimpah hartanya, ia akan kian dermawan. Semua itu dikeranakan ia menyadari, bahawa semua yang ada adalah titipan Allah semata. Tidak dinafkahkan di jalan Allah, pasti Allah akan mengambilnya jika Dia kehendaki.

            Semakin bersih hati, hidupnya akan selalu diselimuti rasa syukur. Dikaruniai apa saja, kendati sedikit, ia tidak akan habis-habisnya meyakini bahawa semua ini adalah titipan Allah semata, sehingga amat jauh dari sikap ujub dan takabur. Persis seperti ucapan yang terlontar dari lisan Nabi Sulaiman AS, tatkala dirinya dianugerahi Allah berbagai kelebihan, “Haadzaa min fadhli Rabbii, liyabluwani a-asykuru am afkuru.” (QS. An Naml [27] : 40). Ini termasuk karunia Tuhanku, untuk mengujiku apakah aku mampu bersyukur atau malah kufur atas nikmat-Nya.

            Suatu saat bagi Allah akan menimpakkan ujian dan bala. Bagi orang yang hatinya bersih, semua itu tidak kalah terasa nikmatnya. Ujian dan persoalan yang menimpa justru benar-benar akan membuatnya kian merasakan indahnya hidup ini. Kerana, orang yang mengenal Allah dengan baik berkat hati yang bersih, akan merasa yakin bahawa ujian adalah salah satu perangkat kasih sayang Allah, yang membuat seseorang semakin bermutu.

            Dengan persoalan akan menjadikannya semakin bertambah ilmu. Dengan persoalan akan bertambahlah ganjaran. Dengan persoalan pula derajat kemuliaan seorang hamba Allah akan bertambah baik, sehingga ia tidak pernah resah, kecewa, dan berkeluh kesah kerana menyadari bahawa persoalan merupakan bagian yang harus dinikmati dalam hidup ini.

            Oleh sebabnya, tidak usah heran orang yang hatinya bersih, ditimpa apapun dalam hidup ini, sungguh bagaikan air di relung lautan yang dalam. Tidak pernah akan berguncang walaupun ombak badai saling menerjang. Ibarat karang yang tegak tegar, dihantam ombak sedahsyat apapun tidak akan pernah roboh. Tidak ada putus asa, tidak ada keluh kesah berkepanjangan. Yang ada hanya kejernihan dan keindahan hati. Ia amat yakin dengan janji Allah, “Laa yukalifullahu nafasan illa wus’ahaa.” (QS. Al Baqarah [2] : 286). Allah tidak akan membebani seseorang, kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Pasti semua yang menimpa sudah diukur oleh-Nya. Mahasuci Allah dari perbuatan zhalim kepada hamba-hamba-Nya.

            Ia sangat yakin bahawa hujan pasti berhenti. Badai pasti berlalu. Malam pasti berganti menjadi siang. Tidak ada satu pun ujian yang menimpa, kecuali pasti akan ada titik akhirnya. Ia tidak berubah bagai intan yang akan tetap kemilau walaupun dihantam dengan apapun jua.

            Memang luar biasa orang yang memiliki hati yang bersih. Nikmat datang tak pernah membuatnya lalai bersyukur, sementara sekalipun musibah yang menerjang, sama sekali tidak akan pernah mengurangi keyakinan akan curahan kasih sayang-Nya. Semua itu disebabkan ia boleh menyelami sesuatu secara lebih dalam atas musibah yang menimpa dirinya, sehingga tergapailah sang mutiara hikmah. Subhanallaah, sungguh teramat beruntung siapapun yang senantiasa berikhtiar dengan sekuat-kuatnya untuk memperindah qolbunya...

Wallahualam...
Leer completo...

ISTIQAMAH DALAM MUJAHADAH

MySpace Ramai yang tahu dan mahu melakukan kebaikan. Sayangnya, selalu gagal untuk melaksanakannya. Ramai yang tidak mahu melakukan kejahatan tapi sering terdorong melakukannya. Mengapa?

Kita seolah-olah hilang kuasa untuk mengawal diri kita sendiri. Semacam ada kuasa yang lebih kuat dalam membentuk dan mengendalikan diri kita ini. Ya, kita sebenarnya sentiasa diburu malah dibelenggu oleh dua musuh yang sentiasa mendorong ke arah kejahatan. Musuh itu ialah syaitan dan hawa nafsu.

Bagaimana kita hendak mengalahkan dua musuh ini demi mengembalikan pimpinan diri kepada diri sendiri? Samalah dengan berdepan dengan musuh yang zahir, tidak ada jalan lain melainkan ‘berperang’ dengannya. Cuma berperang dengan musuh batin berbeza dengan musuh zahir, justeru musuh zahir dapat dilihat dan tipu dayanya dapat dinilai dengan akal dan mata. Tegasnya, musuh zahir agak lebih mudah didekati daripada 
musuh batin.

Perang melawan musuh batin khususnya hawa nafsu dan syaitan ini dinamakan mujahadah. Ia adalah peperangan yang jauh lebih hebat dari peperangan zahir. Mengapa dikatakan demikian?
Ini kerana medan peperangan kedua-dua musuh ini berlaku dalam diri kita. Serangan, tikaman dan ledakannya berlaku dalam diri kita. Walaupun tidak kedengaran dentumannya tetapi bisanya lebih berkesan. Justeru, ramai manusia yang mampu mengalahkan musuh zahir tetapi gagal mengalahkan hawa nafsunya sendiri.

Rasulullah S.A.W pernah bersabda yang maksudnya ‘mereka yang gagah bukanlah mereka yang dapat mengalahkan musuh zahirnya, tetapi adalah mereka yang dapat mengawal kemarahannya’
Namun bukan mudah mengawal kemarahan justeru kemarahan adalah sifat buruk yang didalangi syaitan. Syaitan adalah makhluk yang paling derhaka dan paling banyak menipu daya manusia. Bahkan sangat sedikit manusia yang berjaya mengatasi tipu dayanya. Dalam Al-Quran Allah menjamin orang yang tidak dapat ditipu daya oleh syaitan ialah mereka yang ikhlas
.
Begitu juga dengan hawa nafsu, bukan mudah hendak dilawan kehendak dan hasutannya. Ini kerana nafsu itu adalah sebahagian daripada diri kita sendiri. Bermujahadah melawan nafsu bererti berperang dengan diri kita sendiri. Apa yang di sukai oleh hawa nafsu akan disukai oleh diri kita sendiri. Hanya dengan ilmu yang tepat sahaja kita dapat menilai apakah kehendak itu baik atau jahat. Namun setakat tahu buruk atau baiknya belum cukup untuk kita mampu melaksanakan atau meninggalkan. Kita perlu bermujahadah dan terus bermujahadah. Ramai manusia yang tahu tapi tidak mahu. Dan ramai juga manusia yang mahu tapi tidak mampu.
Syaitan tidak pernah tidur. Begitu juga nafsu, musuh yang tidak pernah tahu erti lesu. Sedikit sahaja kita terleka, pasti kita di tipu dan dihasutnya. Bukankah manusia sebaik Nabi Adam pun boleh ditipu oleh iblis hingga terkeluar dari syurga? Oleh kerana kedua-dua musuh itu tidak pernah berehat dari menyerang kita, maka kita sewajarnya tidak berehat untuk mempertahankan diri. Bermujahadah tidak boleh bermusim atau mengikut ‘mood’. Ia adalah satu perjuangan yang tidak henti-henti hingga malaikat maut mencabut nyawa kita. Malah, hingga ke saat nyawa kita hendak bercerai dari jasad pun, syaitan terus berusaha menipu daya kita. Bahkan pada saat itu, tipu dayanya lebih dahsyat kerana itulah peluang terakhir untuk menyesatkan manusia agar mati dalam keadaan tidak beriman.

Setiap dosa yang kita buat kerana termakan hasutan syaitan adalah umpama titik hitam pada hati. Makin banyak kita berdosa, makin gelaplah hati. Bayangkan kalau kita bermujahadah sekali sekala ia umpama mencuci pakaian yang sangat kotor sekali sekala. Sudahlah jarang di cuci, kotoran yang terpalit makin banyak hari demi hari. Begitulah hati, jika malas ‘dibasuh’ dengan mujahadah, maka akan bertambah kotorlah ia hingga payah hendak dibersihkan lagi.

Oleh itu, satu prinsip asas dalam bermujahadah ialah istiqamah. Yakni konsisten, terus menerus dan berkesinambungan dalam ‘peperangan’ dengan syaitan dan hawa nafsu. Jika kita hanya bermujahadah tapi tidak istiqamah, maka mujahadah itu tidak akan memberi kesan.

Istiqamah adalah sifat terpuji sama seperti mujahadah. Malah kedua-duanya merupakan gandingan mantap dalam setiap diri yang ingin menuju Allah.

Istiqamah dari segi bahasa adalah tegak lurus. Yakni berdiri teguh di jalan yang lurus, berpegang pada akidah yang tepat dan melaksanakan syariat dengan tekun serta berakhlak baik secara konsisiten.

Firman Allah : ” Oleh yang demikian, maka ajaklah mereka dan berdirilah dengan lurus sebagaimana engkau di perintahkan, dan janganlah engkau turutkan kehendak nafsu mereka.” (As-Syura :15)

Untuk beristiqamah dalam mujahadah, kita perlukan keteguhan keyakinan (iman), penjagaan lisan dan kawalan tindakan. Ingatlah, syaitan yang kita hadapi adalah makhluk kreatif yang sangat komited dengan azamnya untuk menyesatkan manusia. Hanya senjata mujahadah dan perisai istiqamah mampu berdepan dengan mereka. 
Leer completo...

Mujahadah menempuh Ujian



Assalamualaikum…
Seindah Hiasan Adalah Wanita Solehah,tidak dapat dinafikan, semua wanita menginginkan gelaran ini, sebagai ketua bidadari syurga.  Merenung diri sendiri sebelum meneruskan artikel ini. Dalam melalui kehidupan yang kini semakin dimamah arus kemodenan, gelaran isteri solehah menjadi impian para wanita, jika gelaran dan impian sahaja siapapun boleh menyebutnya. Kesolehahan seorang isteri tidak datang begitu sahaja, ia mengikut kesungguhan wanita itu sendiri. Dengan kesungguhan barulah terbina jiwa taqwa. Dengan taqwa pula terbentuk nilai-nilai kesolehan wanita solehah.

000Untuk mencapai kesolehan dengan taqwa, biasakanlah pula dengan ujian dan kesusahan di dunia yang kadang menderakan tangkai hati. Dengan ujian  dapatlah kita mengikis sifat-sifat mazmumah yang bersarang di dalam hati, barulah pula ia dapat menilai dirinya samada sifat-sifat itu dimilikinya seperti pemarah, pendendam, gelojoh, rakus dengan dunia dan sebagainya.

Ingatlah bahawa sesungguhnya tabiat kehidupan dunia ini penuh dengan ujian dan penderitaan,sebelum Allah memberi nikmat dan kebahagiaan sejati,  sepertimana firman ALLAH dalam ‘surah Alam Nasyruh :6’ yang bermaksud “ Sesungguhnya di sebalik (selepas) kesusahan dan kesulitan itu ada menanti kejayaan dan kebahagiaan”.

Anggaplah setiap ujian yang kita lalui adalah sekadar latihan di dunia yang akan menjadikan kita matang dan tahan lasak. Sifat matang dan tahan lasak ini amat perlu untuk menjadi pentadbir dan pemimpin yang cekap dan Berjaya dari semua segi, terutamanya dalam rumah tangga.
Menjadi seorang isteri yang taat pada suami , berkhidmat sepenuhnya untuk suami dan rumahtangga atau menjadi seorang isteri yang bekerjaya. Ia mungkin berbeza, namun itulah ujian dan kesusahan yang mencabar wanita dalam mencapai tahap kesolehan yang sebenar.

Ana terpaku seketika mengingatkan soalan dari salah seorang teman tentang bagaimana jika isteri lebih berjawatan tinggi dari suami. Ingatlah bahawa sebenarnya kedudukan suami lebih tinggi dan istimewa dan mulia daripada isteri disisi Allah. Hadapilah hakikat kehidupan sebenar bahawa lelaki adalah ketua keluarga, elakkanlah sifat ego dan merasa lebih istimewa. Meskipun berjawatan tinggi tetapi apabila berhadapan dengan suami, hendaklah merasakan lebih hina dan rendah tarafnya dari suami.  Jagalah hati suami supaya ia tidak merasa diarah, diperkecilkan dan diperbudakkan. Ingatlah sesungguhnya syurga seorang isteri di telapak kaki suami. 

Ujian buat kaum wanita pula apabila ditakdirkan apabila dia lebih pandai daripada suami. Bermujahadalah untuk mentaati dan melayan suami dengan penuh kasih sayang. Ingatlah suami adalah pemimpin, walaupun dirinya kurang daripada isteri, suami tetap menjadi pelindung yang patut ditaati dan dilayani. Gunakanlah kepandaian untuk memberi idea dan pandangan dengan cara berlemah lembut serta merendah diri, jagalah hati suami. Isteri yang solehah dan cerdik sentiasa menanamkan sifat tawadhuk dalam dirinya mahupun bahasanya. Mungkin berat untuk isteri, namun datangkan rasa bahawa Allah-lah yang menghendaki suami berkeadaan begitu agar kita diuji, apakah kita cukup sabar dan redha dengan ketentuan-Nya.

Isteri yang beriman tidak pula bangga dengan kekayaan yang dimiliki mahupun ia melebihi suaminya, bahkan ia bersyukur kerana bukan sahaja ia dapat berkhidmat kepada suaminya dengan dirinya, bahkan sekaligus dengan memanfaatkan hartanya kepada suami.Berbanggalah krana dapat mencontohi sepertimana yang dilakukan oleh Siti Khadijah yang menyerahkan kesemua hartanya kepada Rasulullah SAW untuk digunakan bagi memperjuangkan Islam.

Bagi isteri yang sering ditinggalkan suami pula, lebih-lebih lagi sekiranya mendapat peneman hidup yang bekerjaya, Ingatlah bagaimana Siti Hajar, ketika ditinggalkan suaminya Nabi Ibrahim A.S sendirian di paadang pasir yang tandus. Hatinya tetap tabah dalam menghadapi semua masalah dan banyak bergantung kepada ALLAH. Begitulah sikap isteri yang solehah… Jadikanlah masa perpisahan seketika itu bagi menambahkan rasa rindu dan ketika suami pulang dirasakan bagaimana “pengantin baru” dan pasti disambut kepulangan suami dengan persediaan yang istimewa.  J

Lelaki yang baik, untuk lelaki yang baik dan begitu pula sebaliknya. Namun apabila berlaku sebaliknya, Suami soleh tetapi isteri sebaliknya dan Isteri solehah tetapi suami toleh, tentu ada hikmah dan rahsia tersembunyi yang ALLAH sengaja jadikan bertujuan untuk mendidik hamba-Nya agar sabar dab bertambah kuat keyakinanya bahawa segala sesuatu semuanya datang dari ALLAH.  Percayalah bahawa Allah hendak mendidik kita suapa kuat Tauhid dan jiwanya serta tabah dalam menghadapi karenah suami. Semoga dengan itu ia akan segera pulang kembali kepada Allah, mengadu-ngadu dan meletakkan pergantungan kepada-Nya. Bermujahadalah bersungguh-sungguh untuk tetap menghormati dan tetap mentaati suami. Baik buruk suami adalah sifatnya, layanilah seadanya. Ingatlah bagaimana Allah mengurniakan kemuliaan kepada Siti Asiah yang bersuamikan Firaun . Seorang isteri yang sabar dengan sifat suaminya , ia pasti mendapat kedudukan yang tinggi di sisi ALLAH bagi kedudukan Siti Asiah. Sabda Rasulullah SAW ; “Barang siapa sabar akan budi pekerti suaminya yang jelek, maka ALLAH akan memberikan pahala sama seperti pahala Siti Asiah isteri Firaun.

Cabaran seorang isteri tidak berhenti setakat itu sahaja, adakalanya seorang isteri berhadapan dengan karenah anak-anak yang memeningkan kepala dengan pelbagai ragam dan karenah.  Membesar dengan persekitaraan yang sangat tegas menjadikan ana lebih faham dan berhati-hati, dengan suasana kehidupan yang telah kita lalui menjadikan kita lebih faham dan belajar nilai-nilai yang baik untuk diamalkan dalam kehidupan rumahtangga. Didiklah anak-anak dengan penuh hikmah dan bijaksana. Berilah perhatian dan kasih sayang sepenuhnya terhadap anak-anak, hukumlah dengan pendidikan yang sesuai dengan fitrah dan emosi mereka.Anak-anak selalu dirotan, dimarah dan dimaki hamun biasanya mempunyai jiwa yang kasar, tidak tenang dan mudah memberontak.  Anggaplah anak-anak adalah ujian dari ALLAH ke atas kita dalam mendidik mereka, kerana merekalah penentu nasib kita samada akan mendapat syurga atau neraka.Janganlah jadikan didikan yang lantaran menghumban kita ke dalam api neraka di akhirat kelak.

“Sesungguhnya kami (ALLAH) akan mendatangkan ujian ke atas  kamu yang berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kehilangan jiwa, kekurangan buah-buahan. Berita gembira bagi orang yang sabar menghadapinya….” ~ Surah Al- Baqarah ayat 155.
Sesungguhnya ujian mu wahai wanita tidak akan melemahkanmu… ujian-ujian ini hanya sedikit sahaja di dunia, sebagai muqadimmah ujian di akhirat,jika kita menghadapinya dengan penyesalan dan tidak sabar.  Ingatlah ia adalah penamat ujian dan di akhirat kelak Allah akan gantinya dengan nikmat dan keseronokan di dalam Syurga jika kita hadapinya dengan sabar dan redha.
Namun, untuk berhadapan dengan semua itu kita perlukan iman sebagai syarat untuk menang dalam mujahadah. Jika iman telah bertapak didalam hati, seseorang bukan sahaja sanggup berkorban jiwa raga, harta hatta nyawa pun rela dikorbankan. Kerana  yakin itulah kecintaan ALLAH dan itulah caranya untuk mendapatkan Syurga.Sebagaimana Rabiatul Adawiyah yang amat berdukacita  kalau ALLAH tidak susahkannya dengan ujian.

Ujian bererti kasih sayang ALLAH, sebagai kabar gembira. Orang yang beriman akan menerima setiap ujian dan kesusahan dengan sabar. Seringkali lah tersenyum jika Allah berikan kita ujian, aggaplah ia sangat kecil berbanding ujian orang lain, walaupun kadang tersusur duka, tapi bersabarlah, sengguh kesakitan itu akan dibalas dengan nikmat dan kesenangan yang kekal abadi dalam Syurga.Insya’allah…

Wallahualam ..

~MPS
Leer completo...

Lihatlah Peranan Wanita-Wanita Ini..


Ketahui lah anda adalah tamsilan kepada keindahan, namun begitu anda jua adalah tamsilan kepada kerosakan & kemusnahan.

Tuhan menjadikan wanita untuk menghiasi bumi ini. Tanpa wanita dunia ini terasa sempit & tidak seronok untuk didiami. kaum lelaki akan berasa rimas sebagaimana Nabi Adam A.S. pernah dilanda gelisah meskipun hidup dipenuhi kenikmatan di syurga. Lalu baginda memohon kepada tuhan agar dijadikan seorang teman agar boleh dia berbicara, bergurau senda & membina sahsiahnya. makan terciptalah Siti Hawa dari tulang rusuk kiri Nabi Adam A. S. & segala kenikmatan syurga disekeliling terasa wujud...
Tanpa Permaisuri siapakah lelaki yang digelar raja , 
Tanpa isteri siapalah lelaki yang digelar suami 
Tanpa wanita siapakah lelaki yang mahu digelar pemimpin. 

Tanpa perempuan siapakah lelaki yang digelar ayah...
Seorang wanita terutama yang bergelar isteri cukup mudah untuk memasuki syurga tetapi seorang wanita juga amat mudah dilemparkan ke neraka . segalanya bergantung kepada agamanya..

Lihatlah Peranan Wanita-Wanita Ini..

Tanpa Siti Khadijah , barangkali Rasulullah S.A.W. tidak mendapat 'dorongan' yang amat diperlukan untuk terus bangkit , berpegang teguh kepada keyakinannya & menyebarkan Islam sebagaiman semestinya. 
Tanpa Aishah , barangkali banyak hadis Rasulullah S.A.W. tidak sampai kepada umat islam seluruhnya. 
Tanpa Fatimah Az-Zahrah, barangkali Sayidina Ali tidak muncul sebagai menantu Rasulallah S.A.W. yang amat disayangi. 
Tanpa Asiah, barangkali Nabi Musa A.S. tidak terbela hingga menjadi penentang kepada suaminya yang amat kufur & mengaku tuhan itu. 
Tanpa Masitah , barangkali tidak terbukti betapa wanita boleh berpegang teguh kepada keimanan meskipun maut didepan matanya. 
Tanpa wanita , siapalah lelaki kerana setiap lelaki datangnya dari perut wanita...

Lihatlah Pula Peranan Wanita-Wanita Ini..

Seorang wanita yang menjadi isteri kepada Nabi Nuh A.S. telah bertukar menjadi seorang penentang kepada kebenaran, 
Seorang wanita di zaman permulaan Islam sanggup melapah dada Sayidina Hamzah & menguyah hatinya, 
Seorang wanita tergamak meletakkan najis unta ke kepala Rasulullah S.A.W. Serta dalam sejarah manusia sejagat ramai wnaita menjadi pendorong kepada kemaksiatan, kekufuran, kehancuran & kemusnahan lelaki.

~Persongsian menarik dari kasihkekasih.blogspot...
Leer completo...

Meningkatkan Ketahanan Mental

Di antara kaedah yang boleh dilakukan untuk meningkatkan kekuatan mental ialah :

1). Banya membaca serta merenung isi Al-Quran

2). Banyak mengingati dan memahami hadis Rasulullah

3). Membaca, memahami dan mengkaji sejarah salafussoleh untuk mengambil iktibar bagaimana mereka menyelesaikan sesuatu perkara atau masalah yang timbul.

4). Membaca buku-buku yang berkaitan dengan pengetahuan am.

5). Memikirkan dan meninjau alam sekeliling agar dapat mempelajari sesuatu perkara yang baru.

6). Mengikuti, memahami serta dapat menghujahkan isu semasa mengikut pandangan islam.


Leer completo...

Menjadi Wanita yg Pintar dan Cerdik

~ Wanita yang cerdik pandai melayan suami, oleh itu setiap wanita sepatutnya berusaha menjadikan dirinya pintar dan cerdik dalam pelbagai urusan.  

Di bawah ini dibentangkan empat cara untuk memiliki kepintaran: 

1. TAMBAH ILMU
: Hendaklah menambah ilmu pengetahuan meliputi supaya dapat memiliki fikiran yang universal. Ilmu agama hendaklah dipelajari dan difahami terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan ilmu membina semangat, ekonomi, perubatan, pertanian, psikologi dan apa saja ilmu yg diperbolehkan untuk menuntutnya. 

2. HAPUS MAZMUMAH
:Hendaklah berusaha menghapuskan sifat-sifat mazmumah kerana sifat mazmumah adalah penyakit yg mengakibatkan hati jadi kotor dan fikiran menjadi lemah daripada memikirkan perkara-perkara yang hak. Sifat mazmunah, khususnya ego, jika tidak dibuati menjadikan seseorang itu berfikiran tertutup, tidak mahu menerima pembaharuan, tidak sedar diri lemah dan sentiasa merasa dirinya lengkap dan sempurna. Bahkan orang yang ego hanya memikirkan untuk kepentingan diri sahaja, memikir untuk melepaskan kepuasan diri tanpa memikirkan untuk memberi kepuasan kepada orang lain.

Seterusnya bila hati kotor dengan mazmumah, ia menyekat ilham-ilham Tuhan dan ilmu-ilmu laduni dan akan melantunk keluar apabila kena pada hatinya, lalu fikiran pun lemah kerana tidak dapat diisi dengan ilmu yang baru. 

Orang yang kuat sifat mazmumahnya sentiasa mementingkan diri dan tidak mengutamakan orang lain. Oleh itu, wanita dungu atau bodoh sentiasa mencari kepuasan diri , tanpa memikirkan untuk memberi layanan kepuasan orang lain (suami). sedangkan lelaki yang pintar ia memerlkan dua kepuasan; kepuasan layanan seks dan kepuasan untuk berfikir. 

3. BERANI HADAPI CABARAN
: Untuk membina diri menjadi wanita pintar, hendaklah sentiasa berani berhadapan dengan cabaran hidup. Akal akan bertambah pintar apabila selalu berhadapan dengan cabaran hidup, selalu faham dan cekap mencari jalan bagaimana hendak mengatasi masalah yang pernah ia alami, jiwanya menjadi kuat dan tabah serta matang.

Wanita yang tidak pernah hadapi cabaran dalam hidup atau mudah kalah, ia menjadi manusia yang mudah gelabah(panic). Sentiasa megarah dan mengajak suami membantu kerja-kerjanya atau sentiasa mengadu masalah peribadinya yang kecil-kecil. Lalu jadilah suaminya sebagai pelayan, setiap masa melayan karenahnya yang remeh-remeh, sehingga suami menjadi lemas dan tidak selesa hidup dalam rumah. Lalu keluar mencari hiburan dan kepuasan di luar rumah.

4. BANYAK BERGAUL
: Perbanyakkan bergaul dengan sahabat-sahabat yg pintar kerana mereka akan membantu dan membawa fikiran kita menjelajah ke seluruh alam. Sahabat-sahabat yang dungu akan mengecilkan fikiran kita kepada memikirkan alam sekelilingnya sahaja. Ibarat seseorang yang bersahabat dengan penjual minyak wangi akan terlekat wanginya dan seorang yang bersahabat dengan penjual ikan akan terlekat pula bau hanyir ikan padanya. Ertinya pengaruh seseorang sahabat sedikit sebanyak akan memberi kesan kepada seseorang ke arah pembentukan peribadi, fikiran dan jiwanya.

5. TAMBAH IMAN DAN TAQWA
: Harus diingat, pintar saja tidak cukup. Ia kena dibantu dengan iman dan taqwa. Kepintaran tanpa iman dan taqwa amat berbahaya, kerana ia akan menjerumuskan seseorang wanita ke lembah maksiat. Kerana waniat pintar pandai bergaul dan berhadapan dengan pelbagai golongan. Jika tanpa benteng pertahanan iman dan taqwa, ia mudah terjerumus kelembah maksiat. Apabila tiada iman, maka hawa nafsu  dan syaitanlah yang akan menunggang kepintarannya. Maka berlakulah skandal-skandal seks yang mengakibatkan porak perandanya dunia sepertimana yang berlaku di barat.

Kepintaran yang dipandu dengan iman pula dapat melahirkan peribadi-peribadi wanita hebat seperti wanita-wanita zaman salafus soleh. Wanita-wanita zaman salafussoleh bukan saja mampu melayani suami dengan baik, tetapi juga dapat membantu memperkuat perjuangan suami bagai singa di medan jihad.

Wanita beriman dan taqwa amat disenangi suami, kerana ia sentiasa berusaha dan mecari jalan untuk mencari pahal, keredhaan suami dan keredhaan ALLAH SWT. Oleh itu, bila berhadapan dengan suaminya ia sentiasa mencari kesempatan dan peluang untuk menambah pahala, samada ia sendiri yang melakukannya atau menunai kehendak suami serta melayan setiap bentuk mood dan kehendak suami. 

Wanita golongan inilah yang menjadi idaman setiap lelaki kerana ia menguntungkan peribadi dan perjuangan. 

Wallahu a'lam bishshawab.. 
Leer completo...

Mengenal Kekuatan Dan Kelemahan Akal, Jiwa Dan Perasaan


Assalamualaikum...

Dalam melalui nikmat kehidupan yang indah ini, mencari-cari kekuatan sebuah perasaan dan kelemahan, setiap insan menginginkan kejayaan dalam hidupnya, lebih-lebih lagi kehidupan akhirat. Sebelum itu, haruslah kita mengenal diri sendiri, supaya tidak sesat dan terumbang ambing dalam membina sebuah impian kehidupan. Orang yang mengenal dirinya sendiri sahaja yang dapat memperbaiki dan meningkatkan dirinya disisi ALLAH. Memperbaiki apa yang lembah menjadi kuat dan kekurangan itu menjadi baik. Disini ana kongsikan cebisan artikel yang bertajuk Mengenal Kekuatan dan Kelemahan akal, jiwa dan perasaan yang dititipkan dalam sebuah buku bertajuk Ciri-ciri wanita yang membawa kesyurga.  

Mengenal kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri sendiri adalah pening, supaya kita dapat melatih dan meletakkan diri sesuai pada tempat dan peranannya. Setiap manusia mempunyai tiga akekuatan dan kelemahan dalam diri yang perlu kenali satu persatu.

Di antara Kekuatan Dan Kelemahan Itu Ialah Akal, Jiwa Dan Perasaan. Marilah kita menilai dan kenalinya.

1.Kekuatan dan Kelemahan Akal. 

a). Kelebihan Kekuatan Akal.
                Orang yang mempunyai kekuatan akal, ia amempunyai sifat-sifat khusus. Di antaranya ialah:

1.       Mampu berfikir tajam. Hasil fikirannya melahirkan pelbagai teori yang tidak terfikir oleh orang biasa. Dia boleh pula memahamkan orang lain teori penciptaanya itu samaada melalui menulis buku, memberi penerangan atau lain-lain.
2.       Berilmu. Kerana kekuatan akalnya lebih, dia senang mengingat ilmu-ilmu yang dipelajarinya. Bahkan dia mampu mencungkil ilmu-ilmu tersirat.
3.       Berhati-hati. Kerana kerajaman fikirannya, dia cukup berhati-hati supaya kerjanya tidak salah atau tidak menemui jalan buntu.

b).Kelemahan Kekuatan Akal
                Antara kekurangan atau kelemahan orang yang mempunyai kekuatan akal pula ialah:

1.       Mudah lupa kepada kebesaran ALLAH SWT. Sebabnya ialah kerana ia merasa dirinya hebat da tidak memerlukan pihak lain, hatta kepada ALLAH pun ia terasa kurang penting untuk bergantung. Oleh sebab itu bukan sahaja ia tidak mahu berdoa memohon pertolongan dan bantuan ALLAH, bahkan sembahyang pun ia lupa untuk lakukan, demikian juga dengan puasa dan lain-lain perintah ALLAH, kerana dianggap kurang perlu.

2.       Lupa tugas dan peranannya kepada orang lain. Lupa untuk memikirkan kepentingan dan kerja-kerja masyarakat, malah lupa untuk memikirkan keluarga sendiri kerana asyik dengan keistimewaan akalnya, daam melakukan kerja-kerja membuat analisis, kajian dan sebagainya.

3.       Lupa diri. Orang yg mempunyai kekuatan akal adakalanya lupa pada diri sendiri, sehingga dirinya tidak terurus kerana sibuk dengan teori dan kajiannya. Sehingga janggut dan misainya panjang melebihi had yang disunnahkan. Demikian juga dengan pakaiannya dan biliknya tidak tersusun, berselerak dengan buku dan nota kajiannya.

4.       Jiwanya dipenuhi oleh mazmumah. Jiwa orang yang kuat akal dipenuhi ujub, sombong, berbangga dengan kelebihan yang ada. Kerana kehidupan hariannya hanya memikir menambahkan ilmu yang diperlukan oleh akalnya, tanpa ditambah ilmu yang diperlukan dalam jiwanya, seperti ilmu tentang kelebihan bersigat mahmudah (baik).

Cara mendidik orang Kuat Akal

                Bagi mendidik orang yang kuat aka ini supaya kekuatan akalnya dimanfaatkan untuk islam dan perjuangan,ialag dengan cara diberi kesedaran. Dalam Al-Quran, ALLAH mendidik mereka dengan ayat-ayat yang mengajak berfikir, dengan cara itu merea dapat membuat perbandingan dan tidak lagia sombong dengan keistimewaan yang ALLAH berikan.

                Orang yg kuat akal juga patut diajak berfikir perkara tersirat disebalik kejadian alam ini, khususnya merasakan kebesaran Pencipta ala mini. Selain itu ajak ia berfikir tentanh hidup setelah mati, fikir mengenai syurga dan neraka di akhirat.

                HAsilnya nanti lahirlah pemikir-pemikir Islam yang dapat menyelesaikan masalah diri dan keluarganya. Bahkan sekaligus dapat menyelesaikan masalah masyarakat.

2. Kekuatan Jiwa

a). Kelebihan Orang Kuat Jiwa.
                Orang yg jiwanya kuat ialah orang yang tahan lasak. Lebih-lebih kagi jika beriman dan terpimpin, menghasilkan sifat berani, yakin pada diri sendiri, pemurah, tabah, tahan uji, tidak berputus asa dan lain-lain.

b). Kelemahan Orang kuat jiwa.
                Sebaliknya orang yang  jiwanya kuat, tapi lemah iman dan tanpa pimpinan, akan melahirkan sifat burul, seperti gopoh, boros(membazir), zalim (suka menindas), pemarah, sombong, pendendam, ujub, ego dan lain-lain.

Cara mendidik orang Kuat Jiwa
                Bagi mendidik orang yg kuat jiwa supaya insaf dan terpimpin, ingatkan kepadanya tentang nikmat-nikmat ALLAH. Ceritakan kepadanya tentang sejarah orang soleh (baik) dano rang toleh (jahat), kerana hatinya mudah sensitive (tersentuh) dan mudah mendorongnya mencontohi kebaikan dan meninggalkan kejahatan.
                Orang yang kuat jiwa juga bila mengenal dan memegang kebenaran, ia akan yakin dan pertahan bersungguh-sungguh serta dapat pula menyampai dan mendidik orang lain.

3.  Kekuatan Perasaan

a). Kelebihan Orang Kuat Perasaan.

Orang yang kuat perasaan mudah sensitive (perasa). Sifat ini ada kebaikannya, kera menimbulkan sifat-sifat positif seperti berikut;

1.      -  Sentiasa berhati-hati (tidak gopoh dan gapah)
2.      -  Bertimbang rasa.
3.      -  Lemah lembut
4.     -   Penyayang.

b). Kelemahan Orang Kuat Perasaan.

Namun orang yang kuat perasaan ada pula kelemahannya, jika tidak dikawak ia akan menimbulkan sifata negatif, seperti;

1.       - Mudah merajuk.
2.      -  Mudah kecewa.
3.      -  Suka menyendiri.
4.       -  Mudah buruk sangka.
5.       -  Tidak yakin pada diri
6.       -  Rendah Diri (inferiority complex).
7.       -  Tidak tahan diuji
8.       -  Penakut
9.       -  Pemalu

Cara Mendidik Orang kuat perasaan

                Seorang yang memiliki kekuatan perasaan hendaklah didik dan dipandu dengan iman dan syariat Islam. Sifat-sifat yang positif yang baik hendaklah disuburkan manakala sifat-sifat yang negative yang tidak baik hendaklah dikikis perlahan-lahan secara kesedaran.

                Untuk mendidik orang yang kuat perasaan supaya perasaanya peka kepada kebaikan hendaklah menceritakan kepadanya khabar gembira tentang hal-hal kebaikan, jika dilakukan dan menceritakan juga khabar yang menakutkan tentang hal-hal kejahatan, jika dilakukan.

                Hati orang yang kuat perasaan akan mudah sensitif dan mudah insaf dengan teladan kisah-kisah tersebut. Jika diceritakan kepadanya tentang azab neraka, ia mudah takut, gerund an cemas. Jika diceritakan tentang nikmat syurga, mudah mendorongnya untuk mengambil iktibar dan cinta kepada syurga.

Menilai Kekauatan Yang ada pada diri.
                Setelah kita fahami secara ilmu tentang kekuatan-kekuatan tersebut. Maka bolehlah kita menilai diri sendiri, apakah kekuatan yanag ada pada diri kita. Mungkin ada kukuatan akal sahaja, atau kekuatan jiwa sahaja, atau kekauatan perasaan sahaja, atau kekuatan perasaan dan jiwa, atau kekuatan jiwa dan akal, atau ada ketiga-tiganya sekali.Sukar untuk memiliki ketiga-tiga kekuatan itu sekaligus, kerana ia adalah anugerah ALLAH kepada kita. Orang yang diberi ketiga-tiga kekuatan biasanya boleh memimpin orang lain dan ia menjadi orang istimewa.

                Setelah kita menilai kekuatan yang ada pada diri kita, maka barulah kita dapat mendidik diri kita sesuai dengan kebolehan yang ada pada kita. Kalau kita telah mengenal  kebolehan diri sendiri, kita akan mudah redha menerima dan melaksanakan tugas-tugas yang diamanahkan dan kita dapat sumbangkan kelebihan yang ada pada kita untuk orang lain dengan sebaik-baiknya. Insya’allah….

Alhamdulillah, Apa yang ana kongsikan pada kali ini, sangat berguna dan berkesan untuk ana dalam mendidik diri, Kerana sebelum mendidik diri kita harus mengenal diri. Sungguh Allah lebih mengetahui segalanya. Semoga Allah senantiasa memberikan kita hidayah serta petunjuk agar kekuatan yang kita peroleh bermanfaat buat kita dan kehidupan yang kekal kelak.. amin ya rabbal alamin.

~MPS

Leer completo...

Teman seperjuangan..